Paragonimus
westermani memiliki beberapa hospes , yaitu :
Hospes definitif : Manusia, kucing, anjing
Hospes perantara I : Keong air / siput (Melania/Semisulcospira spp)
Hospes perantara II : Ketam / kepiting
Hospes definitif : Manusia, kucing, anjing
Hospes perantara I : Keong air / siput (Melania/Semisulcospira spp)
Hospes perantara II : Ketam / kepiting
Penyakit
yang di sebabkan oleh parasite ini di sebut Paragonimiasis
MORFOLOGI
Telur:
Ukuran : 80 –120 x 50 – 60 mikron
Bentuk oval cenderung asimetris.
Terdapat operkulum pada kutub yang mengecil.
Ukuran operkulum relatif besar, sehingga kadang tampak telurnya seperti terpotong.
Berisi embrio
Ukuran : 80 –120 x 50 – 60 mikron
Bentuk oval cenderung asimetris.
Terdapat operkulum pada kutub yang mengecil.
Ukuran operkulum relatif besar, sehingga kadang tampak telurnya seperti terpotong.
Berisi embrio
Cacing dewasa:
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daun
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daun
Berukuran
7 – 12 x 4 – 6 mm dengan ketebalan tubuhnya antara 3 – 5 mm.
Memiliki
batil isap mulut dan batil isap perut
.Uterus
pendek berkelok-kelok.
Testis
bercabang, berjumlah 2 buah
.Ovarium
berlobus terletak di atas testis.
Kelenjar
vitelaria terletak di 1/3 tengah badan
Berikut
gambar dari telur Paragonimus
westermani :
Paragonimus
westermani memiliki Siklus
Hidup :
Telur dikeluarkan bersama feses à Telur yang masuk dalam air akan menetas à mirasidium akan keluar dan mencari hospes perantara pertama yaitu keong air (siput Bulinus / Semisulcospira). à Dalam tubuh keong mirasidium berkembang menjadi sporokista dan kemudian menjadi redia. à Redia akan menghasilkan serkariaà Serkaria akan keluar dari tubuh siput dan mencari hospes perantara ke-2, yiatu ketam/kepiting à Setelah masuk ke tubuh kepiting, serkaria akan melepaskan ekornya dan membentuk kista (metaserkaria.) didalam kulit di bawah sisik. à Metaserkaria akan masuk ke tubuh manusia yang mengkonsumsi kepiting yang mengandung metaserkaria yang dimasak kurang matang. à Metaserkaria akan mengalami proses ekskistasi di duodenum dan keluarlah larva. à Larva menembus dinding usus halus rongga perut diafragma menuju paru
Patologi
dan Gejala Klinis
menjadi batuk darah cacing dewasa dapat pula bermigrasi ke alat –alat lain dan menimbulkan abses pada alat tersebut misalnya pada hati dan empedu .Saat larva masuk dalam saluran empedu dan menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu, penebalan dinding saluran, peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan menyebabkan sirosis hati yang disertai oedema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan tergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi.
menjadi batuk darah cacing dewasa dapat pula bermigrasi ke alat –alat lain dan menimbulkan abses pada alat tersebut misalnya pada hati dan empedu .Saat larva masuk dalam saluran empedu dan menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu, penebalan dinding saluran, peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan menyebabkan sirosis hati yang disertai oedema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan tergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi.
Gejala yang muncul
dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
2.Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan, perut terasa penuh, diare.
3. Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, oedema dan sirosis hepatis
1. Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
2.Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan, perut terasa penuh, diare.
3. Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, oedema dan sirosis hepatis
DIAGNOSA
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura. Kadang-kadang telur juga di temukan dalam tinja
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura. Kadang-kadang telur juga di temukan dalam tinja
PENCEGAHAN
Tidak memakan ikan/kepiting mentah. Apabila menkonsumsi harus sudah dimasak secara sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh metaserkaria dalam ikan/kepiting tersebut
Tidak memakan ikan/kepiting mentah. Apabila menkonsumsi harus sudah dimasak secara sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh metaserkaria dalam ikan/kepiting tersebut
0 komentar:
Posting Komentar